DMPA
(Depomedroksi Progesteron Asetat)
1.
Pengertian
Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron
yang digunakan untuk tujuan
kontrasepsi perenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat
efektif. Noresterat juga termasuk dalam golongan ini (Sarwono, 2006).
2.
Farmakologi
a. Tersedia dalam bentuk larutan mikrokristalistaline.
b. Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg,
tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya
menurun kembali.
c. Pada pemakaian jangka lama, tidak
terjadi efek akumulatif dari DMPA dalam darah/serum.(Hartanto, 2004)
3.
Cara
Kerja Kontrasepsi Suntik DMPA
Cara kerja kontrasepsi suntik adalah DMPA:
a. Menekan ovulasi.
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
c. Menghambat transportasi gamet oleh
tuba.
d. Menjadikan selaput lendir rahim
tipis dan atrofi sehingga implantasi terganggu. (Saifuddin, 2006).
4.
Efektifitas
Kontrasepsi suntik memiliki
efektifitas tinggi, menurut Hartanto (2004) kurang dari 1 % dari 100 wanita
akan mengalami kehamilan dalam1 tahun pemakaian DMPA. Kontrasepsi suntik sama efektifnya
dengan (Pil Oral Kombinasi) POK dan lebih efektif dari IUD. Tetapi menurut Saifuddin
(2006) efektif dapat terjaga apabila penyuntikan dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
5.
Keuntungan
dan Kerugian Kontrasepsi Suntik DMPA
Menurut Saifuddin (2006) keuntungan
kontrasepsi suntik DMPA, antara lain sebagai berikut:
a. Sangat efektif.
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpangaruh pada hubungan
suami istri.
d. Tidak mengandung estrogen sehingga
tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap
ASI.
f. Membantu mencegah kanker endometrium
dan kehamilan ektopik.
g. Menurunkan kejadian penyakit jinak
payudara.
h. Mencegah beberapa penyebab penyakit
radang panggul.
i.
Dapat
digunakan oleh wanita usia > 35 tahun sampai perimenopause.
j.
Mencegah
anemia.
Kerugian kontrasepsi suntik DMPA
diantaranya, sebagai berikut:
a. Pola haid yang normal dapat berubah
menjadi amenorhea, perdarahan ireguler, perdarahan bercak, perubahan dalam
frekuensi lama dan jumlah darah yang hilang.
b. Efek pada pola haid tergantung pada
lama pemakaian. Perdarahan intermenstrual dan perdarahan bercak berkurang
dengan berjalannya waktu, sedangkan kejadian amenorhea sangat besar.
c. Klien sangat tergantung pada sarana
pelayanan kesehatan.
d. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
sebelum suntikan berikutnya.
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap
penularan penyakit menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
f. Terlambatnya pemulihan kesuburan
setelah pemakaian dihentikan.
g. Penggunaan jangka panjang akan
menimbulkan perubahan pada lipid serum dan dapat menurunkan kepadatan
tulang.(Saifuddin, 2006)
6.
Indikasi
dan Kontraindikasi Suntikan DMPA
Indikasi kontrasepsi suntik DMPA adalah:
a. Usia reproduksi.
b. Nulipara dan yang telah memiliki
anak.
c. Menghendaki kontrasepsi jangka
panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
yang sesuai.
e. Setelah melahirkan dan tidak
menyusui.
f. Setelah abortus atau keguguran.
g. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang
mengandung estrogen.
h. Anemia defisiensi besi.
i.
Sering
lupa memakai pil.
j.
Mendekati
usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kombinasi.
Kontraindikasi kontrasepsi suntik DMPA yaitu:
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang belum
jelas penyebabnya.
c. Tidak dapat menerima terjadinya
gangguan haid terutama amenorhea.
d. Riwayat kanker payudara.
e. Diabetes mellitus yang disertai
dengan komplikasi.
7.
Waktu
pemberian kontrasepsi suntik DMPA menurut Saifuddin (2006) yaitu:
a. Setiap saat selama siklus haid, asal
ibu tersebut tidak hamil.
b. Mulai hari pertama sampai hari ke-7
siklus haid.
c. Pada ibu yang tidak haid, suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat asalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak
hamil dan Ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari setelah
suntikan.
d. Ibu yang menggunakan kontrasepsi
hormonal lain dan ingin ganti dengan kontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat
segera diberikan asalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil.
e. Ibu yang sedang menggunakan AKDR dan
ingin ganti dengan kontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat diberikan pada
hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat
setelah hari ke-7 siklus haid asal yakin ibu tersebut tidak hamil.
f. Ibu yang tidak haid, suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal ibu tersebut tidak hamil dan selama 7
hari setelah penyuntikan ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual.
8.
Cara Pemberian Kontrasepsi Suntik DMPA
Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan
dengan cara disuntik intramuskular di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan
terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja
dan efektif. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
etil
isopropil alkohol 60-90%.
Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik. (Saifuddin,
2006)
9.
Efek
Samping Kontrasepsi Suntik DMPA
a. Gangguan siklus ha
b. Depresi
c. keputihan
d. jerawat
e. Rambut rontok
f. perubahan berat badan
0 komentar:
Posting Komentar