KASUS
Nn.D umur 21 tahun datang ke BPS Rizqy pada hari Selasa tanggal 19 Juni 2012 jam 10.00 wib mengatakan ingin memeriksakan keadaannya serta mengeluh nyeri ketika berkemih sejak 3 hari lalu, hilangnya nafsu makan, berat badan menjadi turun dan mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. Pada pemeriksaan fisik teraba benjolan padat pada bagian bawah abdomen.

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
PADA Nn D UMUR 21 TAHUN DENGAN KISTA SALURAN NUCK
DI BPS Delima

No register : 003
Tanggal pengkajian 19 Juni 2012, pukul 10.00 WIB
Oleh : Bidan Baiq

Pengkajian data
Identitas                                              Pasien                                      Ibu
Nama                           :           Nn. D                                                  Ny. L
Umur                           :           21 Tahun                                             45 tahun
Pekerjaan                     :           mahasiswi                                            IRT
Agam                          :           Islam                                                  Islam
Suku/Bangsa               :           Jawa / Indonesia                                 Jawa / Indonesia
Telepon/Hp                 :           01564300xxx                                      08264301xxx
Alamat                                   :           Lombok                                              Lombok 

A.    Data Subyektif
1.      Alasan datang
Nn. D mengatakan ingin memeriksakan keadaan dirinya.
2.      Keluhan Utama
Nn. D mengatakan nyeri ketika berkemih, nafsu makan hilang, berat badan menjadi turun, dan mengeluh nyeri pada perut bagian bawah sejak 3 hari yang lalu.
3.      Riwayat Menstruasi
Menarche 13 tahun, siklus 28 hari, banyaknya 2x ganti pembalut, lamanya: 5-6 hari, sifat darah : encer.
4.      Riwayat kesehatan
a)      Riwayat kesehatan yang pernah/sedang diderita
Nn.D belum pernah atau sedang menderita penyakit sistemik maupun menular.
b)      Riwayat kesehatan yang pernah/sedang diderita keluarga
Nn.D mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah atau sedang menderita penyakit menurun maupun menular.
c)      Riwayat operasi
Nn.D belum pernah melakukan operasi.
5.      Riwayat perkawinan
Nn.D mengatakan belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan seksual. 
6.      Riwayat kebidanan, persalinan, dan nifas yang lalu
Nn.D mengatakan belum pernah melahirkan
7.      Riwayat kontrasepsi
Nn.D mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
8.      Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a)      Pola Nutrisi
Makan Frekuensi 2x sehari Banyaknya 1 porsi sedang Macam Nasi, sayur, lauk
Minum 5 x sehari 1 gelas habis jenis Air putih, jus, susu
b)      Pola eliminasi
BAB Frekuensi 1 x sehari Warna Kuning Konsistensi lembek Bau Khas Keluhan Tidak ada
BAK 2-3 x sehari warna Kuning jernih konsistensi Cair bau Khas keluhan nyeri pada saat BAK
c)      Pola aktivitas
Nn.D melakukan aktivitas kuliah seperti biasa. 
d)     Istirahat
Tidur malam 8 jam, jarang tidur siang.
e)      Personal Hygien
Mandi : 2x sehari, ganti baju : 2x sehari, gosok gigi : 2x sehari, ganti baju : 2 x sehari, ganti celana dalam : 2 x sehari
f)       Seksualitas : belum pernah melakukan hubungan seksual
g)      Kebiasaan-kebiasaan yang mengganggu kesehatan
- Merokok : Nn.D mengatakan tidak merokok
- Minum jamu-jamuan : Nn.D tidak minum jamu-jamuan
- Minuman Keras : Nn.D tidak minum-minuman keras
9.      Riwayat Psikososial Spiritual
a)      Pengetahuan Pasien tentang penyakit yang diderita
Mengeluh nyeri ketika berkemih, hilangnya nafsu makan, berat badan menjadi turun dan mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. 
b)      Dukungan Keluarga
Keluarga menyarankan pasien untuk memeriksakan keluhannya agar bisa diketahui penyebab dan bisa segera ditangani.
c)      Ketaatan Beribadah
Nn.D taat menjalankan sholat 5 waktu dan menutup aurat.

B.     Data Objektif
1.      Keadaan Umum : terlihat cemas  Kesadaran : compos menthis
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70, Nadi : 80x/ menit, R: 20x/ menit, suhu : 37,3ºC
BB : 40 kg, TB : 157cm
2.      Pemeriksaan Fisik
a.       Kepala : baik, simetris
b.      Rambut : Lurus, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok keadaan bersih,(`warna)
c.       Edema Wajah : tidak ada, pucat
d.      Mata : simetris, Konjungtiva pucat,sclera putih
e.       Mulut : lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada lubang dan caries
f.       Telinga : keadaan bersih, bentuk simetris, tidak ada kotoran dan pendengaran baik
g.      Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis,
h.      Dada : bentuk payudara simetris, nafas teratur, tidak ada benjolan abnormal
i.        Payudara
Bentuk : simetris
Benjolan : tidak ada benjolan
Putting susu : menonjol keluar
Pengeluaran : tidak ada
Keluhan : tidak ada keluhan
j.        Abdomen
Bekas Luka : tidak ada
Abdomen bagian bawah: teraba benjolan dan padat, nyeri tekan.
Kandung kemih : tidak kosong
k.      Ekstremitas
Edema : tidak ada oedema
Varises : tidak ada varises
Refleks patella : +/+
Kuku : pendek, bersih
l.        Genitalia luar
Adanya benjolan yang terlihat di labia mayora dan jika ditekan klien merasa nyeri
Oedema : tidak ada oedema
Varises : tidak ada varises
m.    Anus : tidak ada hemorrhoid
3.      Pemeriksaan penunjang
PP Test : - (negative)
Hb 11 gr%

C.     Analisa
Nn.D umur 21 tahun dengan kista saluran nuck.

D.    PLANNING
1.      Menjelaskan hasil pemeriksaan dan memberitahukan klien dan ibu bahwa klien mengalami kista saluran nuck.
Klien mengerti dan khawatir.
2.      Memberikan KIE kepada klien untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, untuk menambah berat badan klien karena klien kurang mendapatkan asupan gizi seimbang dan makan 3 x sehari.
Klien paham dan bersadia menuruti nasehat bidan.
3.      Menyarankan kepada klien agar tidak teralu stress dan tetap optimis bahwa Allah akan senantiasa memberikan kesembuhan bagi hamba-Nya yang selalu taat beribadah.
Klien mengerti dan mengatakan akan selalu berdoa kepada Allah SWT demi kesembuhannya.
4.      Menganjurkan klien untuk tidak perlu takut BAK dan menganjurkan untuk tidak menahan BAK karena bisa jadi akan memperparah keadaannya.
Klien mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran bidan.
5.      Merujuk Klien ke Rumah Sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Klien bersedia untuk dirujuk ke rumah sakit.
6.      Mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan.
Pendokumentasian telah dilakukan
Ttd                 

,

KISTA SALURAN NUCK




A.    Pengertian
Kista saluran nuck adalah berasal dari sisa prosesus vaginalis peritoneum yang terletak dalam saluran inguinal, kadang-kadang melanjutkan diri sampai pada labium mayor. Terletak mulai saluran inguinal sampai dinding labium mayor, kadang-kadang terdiri dari beberapa kista. kista saluran nuck berisi cairan jernih dengan dinding selaput peritoneum. Dengan demikian kista ini harus dibesarkan dengan hernia (burut) inguinal dan varikokel yang sering terdapat pada kehamilan.
B.     Etiologi
Kista bidrokele saluran nuck berasal dari sisa prosesus vaginalis peritoneum yang terletak dalam saluran inguinal, kadang-kadang melanjutkan diri sampai pada labia mayor.


C. Gejala dan Tanda
Kista ini umumnya tanpa atau gejala. Tanda dan gejala dari kista saluran nuck diantaranya :
1.      Adanya benjolan yang terlihat di labia mayora
2.      Benjolan terasa nyeri
Bila terpecah atau terpelincir akan menimbulkan rasa sakit pada bagian:
1.      Nyeri ketika berkemih
2.      Ada bagian padat dari dinding tumor.
3.      Dinding tumor bagian dalam berjonjot.
4.      Kista lebih besar dari 10 cm, ascites.
5.      Tumor teraba pada usia premenarche, atau postmenopause.
6.      Dugaan terpelincir atau pecah.
Beberapa tanda-tanda yang mengarah ke kanker :
1.      Pembengkakan yang cepat.
2.      Teraba/terasa ada benjolan padat
3.      Hilang nafsu makan, berat badan menurun.
4.      Perasaan nyeri di saluran inginal sampai labia mayor. 

D.    Terapi
a.Ultarasonografi
b.Tumormarker
c.Ca
d.USG transvaginal


contoh kasus dan askebnya......

Pengertian Perawatan Luka Perinium
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
Tujuan Perawatan Perineum
Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan.
Sedangkan menurut Moorhouse et. al. (2001), adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi.
Bentuk Luka Perineum
Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :
1. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan ;secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses p;ersalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit di;lakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).
2. Episotomi
;Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara v;agina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A., 1996).
E;pisiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum; dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi epi;siotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah me;mpunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai dis;ini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Jones Derek, 2002).
Pada gam;bar berikut ini dijelaskan tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam pro;ses persalinan yaitu :
1. Episiotomi media;l
2. Episiotomi mediol;;ateral
Sedangkan ru;pture meliputi
1. Tuberositas ischii;
2. Arteri pudenda int;erna
3. Arteri rektalis infe;rior

Lingkup Perawatan;
Lingkup pera;watan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang diseb;abkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampunglochea (pembalut) (Feerer, 2001).
Sedangkan menuru;t Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah
1. Mencegah kontaminasi dari rektum
2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
3. Bersihkan semua keluaran ;y;ang menjadi sumber bakteri dan bau.
Waktu Perawatan;
Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah
1. Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3. Setelah buang air besar.
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.
Penatalaksanaan
1. Persiapan
a. Ibu Pos Partum
Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka.
b. Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik (Fereer, 2001).
2. Penatalaksanaan
Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangi rasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan meningkatkan penyembuhan dengan prosedur pelaksanaan menurut Hamilton (2002) adalah sebagai berikut:
a. Mencuci tangannya
b. Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat
c. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke rectum dan letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik.
d. Berkemih dan BAB ke toilet
e. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air
f. Keringk;an perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang.
g. Pasang ;pembalut dari depan ke belakang.
h. Cuci ke;mbali tangan
3. Evaluasi;
Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah:
a. Perineum tidak lembab
b. Posisi pembalut tepat
c. Ibu merasa nyaman
Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum
1. Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein.
2. Obat-obatan
a. Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon inflamasi normal.
b. Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi.
c. Antibiotik spektrum luas / spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular.
3. Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori.
4. Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik.
5. Budaya dan Keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka.
Dampak Dari Perawatan Luka Perinium
Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini :
1. Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.
2. Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
3. Kematian ibu post partum
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Suwiyoga, 2004).

Bidan Baiq. Diberdayakan oleh Blogger.