A.
Pengertian
Mioma uteri adalah tumor jinak
yang berada pada uterus atau organ rahim. Masyarakat umumnya menyebut mioma
sebagai miom atau tumor otot rahim. Umumnya mioma uteri terletak pada dinding
rahim dan dapat berkembang ke arah dalam atau ke arah luar. Statistik penderita
mioma tidak diketahui secara pasti karena masih jarang karena umumnya mioma
uteri ditemukan secara tidak sengaja dan umumnya jarang menimbulkan keluhan
atau gejala. Umumnya sekitar 30% terjadi pada wanita yang berumur di atas 35
tahun. Mioma uteri dapat muncul lebih dari satu buah dan memiliki berat yang
bervariasi mulai dari beberapa gram saja hingga mencapai 5 kg.
B.
Tujuan
Untuk
mendeteksi dini adanya mioma uteri dan melakukan penanganan awal.
C.
Jenis
Berdasarkan
letaknya mioma uteri terbagi atas 3 yaitu :
1. Mioma Submokosum
Angka kejadian 5%. Berada di bawah endometrium dan
menonjol kedalam ronggauterus. Paling sering menyebabkan perdarahan yang
banyak, sehingga memerlukan histerektomi walaupun ukurannya kecil. Adanya mioma
submukosa dapat dirasakansebagai suatu
“Curet Bump” (benjolan waktu kuret). Kemungkinan terjadinyadegenerasi
sarkoma juga lebih besar pada jenis ini. Sering mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui vagina,
disebut sebagai mioma submukosa bertungkai yang dapat menimbulkan
“Myomgeburt” sering mengalami nekrose atauulserasi.
2. Mioma Intramural
Mioma terdapat didinding uterus
diantara serabut miometrium. Kalau besar atau multiple dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol.
3. Mioma Subserosum
Letaknya di bawah tunika serosa,
kadang-kadang vena yang ada dipermukaan pecahdan menyebabkan perdarahan intra
abdominal. Dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi Mioma
Intra Ligamenter. Dapat tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligametrium atau omentum dan kemudian
membebaskan diri dari uterus, sehingga
disebut Wedering/Parasitik Fibroid. Mioma subserosa yang bertangkan
dapat menimbulkan torsi
D. Penyebab
Penyebab secara pasti mioma uteri
masih belum diketahui. Umumnya penyebab dari mioma uteri adalah adanya reseptor
estrogen yang lebih banyak dan tinggi pada sebagian jaringan otot rahim. Otot
rahim yang memiliki reseptor estrogen berlebih akan pertumbuhan yang tidak normal
dan lebih sensitif terhadap hormon estrogen sehingga muncullah tumor yang
disebut sebagai tumor uteri. Pada saat terjadi kehamilan dan masa reproduksi,
tumor uteri akan lebih lebih cepat tumbuh dibandingan otot rahim yang normal
dan akan mengecil pada saat terjadi menopause.
E.
Pemeriksaan dan deteksi
dini
Diagnosa
mioma uteri memerlukan pemeriksaan USG, CT – Scan atau MRI. Umumnya dengan USG
saja sudah cukup untuk mendiagnosa mioma uteri. Jika anda mengalami keluhan
atau gejala mioma uteri maka segerakan periksa ke dokter anda.
F.
Gejala
Gejala dan
ciri – ciri mioma uteri tergantung besar dan kecilnya tumor serta arah
pertumbuhannya. Gejala mioma uteri juga sangat dipengaruhi oleh siklus haid
karena mioma uteri sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen. Umumnya mioma uteri
tidak menimbulkan gejala jika besarnya tumor masih kecil. Gejala akan muncul
jika telah terjadi desakan tumor mioma uteri ke organ sekitarnya. Umumnya
gejala mioma uteri adalah :
a.
Hipermenore ( darah haid yang
berlebihan).
b.
Dismenore (nyeri haid).
c.
Nyeri pada bagian bawah abdomen
(perut) akibat penekanan dan terputarnya tangkal mioma uteri.
d.
Perdarahan vagina di luar masa haid
dan tidak beraturan.
e.
Anemia.
f.
Gangguan BAB dan BAK jika mioma
uteri telah menekan kandung kemih, ureter (saluran kencing), rektum (usus
besar) dan organ rongga panggul lainnya.
g.
Kesulitan memiliki anak karena mioma
uteri menyumbat saluran tuba dan kesulitan terjadi implantasi karena adanya
mioma uteri pada dinding rahim.
h.
Adanya gangguan letak bayi dan
plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan kontraksi rahim, perdarahan
disertai nyeri dan resiko keguguran pada masa kehamilan.
i.
Perdarahan yang banyak dan gangguan
pelepasan plasenta pasca melahirkan.
G. Patofisiologis
Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibanding
miometrium normal. Teori cell nest atau teori genitoblat membuktikan dengan pemberian
estrogen ternyata menimbulkan
tumor fibromatosa yang berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan yang tersusun seperti
konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri lebih sering ditemukan pada
nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder pada mioma uteri sebagian besar bersifaf degeneratif karena berkurangnya aliran darah kemioma uteri. Menurut letaknya, mioma terdiri dari mioma
submukosum, intramular dan subserosum.
F. Penatalaksanaan
1. Terapi progestin
Diberikan untuk mengurangi kadar
estrogen dan untuk mengurangi perdarahan.Gonadotropin-releasing hormon (GnRH) agonists mendatangkan menopause tiruan
dengan menghentikan rangsangan gonadotropin terhadap ovarium. Ini menurunkan produksi estrogen dan rangsangan pertumbuhan
tumor. Mioma akan mengecil apabila rangsangan
estrogen dikurangi. Agonis GnRH selalu dipakai sebelum operasi untuk menegcilkan
mioma. Obat ini dapat digunakan pada kasus terpilih untuk mengendalikan mioma yang menyebabkan kemandulan.
Bilamanaagonis GnRHdihentikan, mioma mulai tumbuh kembali.
2.
Miomektomi
Pengangkatan mioma saja dengan tetap memelihara rahim.
Biasanya dilakukan dengan rencana untuk
memelihara kesuburan. Resiko rekurensi dari mioma sebesar 40% dan resiko infertilitas
sehabis miomektomi adalah sebesar 40%. Miomektomi juga dilakukan pada kasus
mioma yang mengganggu proses persalinan. Miomektomi sering dilakukan melalui
laparotomi tetapi dapat dilaksanakan juga melalui laparoskopi pada pasien
terpilih. Mioma submukosum dapat dianggkat dengan histeroskopi. Miomektomi
melalui sembarang jalan dapat menyembuhkan gejala dan memelihara kesuburan,
tetapi pasien harus dikonsultasikan bahwa gejala dapat berulang dan infertilitas
dapat terjadi
.
3. Histerektomi
Adalah
tindakan yang bisa dilakukan bila kesuburan tidak lagi dipertahankan.
Histerektomi diindikasikan bila gejala-gejalanya cukup berat untuk membenarkan
resiko operasi. Histerektomi selalu dikerjakan untuk mendeteksi masa adneksa
pada kehadiran uterus yang besar dan karena pertumbuhan selanjutnya mungkin
mengakibatkan tekanan pada struktur-struktur saluran kencing. Terapi pembedahan
dilakukan dengan indikasi :
a.
Perdarahan pervaginam abnormal yang
memberat.
b.
Ukuran tumor yang besar.
c.
Ada kecurigaan perubahan ke arah
keganasan terutama jika pertambahan ukurantumor setelah menopause.
d.
Retensio urine.Tumor yang menghalangi
proses persalinan.
0 komentar:
Posting Komentar