Keluarga Berencana dan Kontrasepsi
1.
Pengertian
Keluarga Berencana adalah upaya
untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga, untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera (BKKBN, 2002).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat
permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi
fertilitas (Sarwono, 2006).
2.
Macam-macam
Kontrasepsi
Terdapat beberapa macam alat kontrasepsi yang dapat
digunakan, antara lain:
a)
Metode kontrasepsi sederhana
1) Metode kalender
Metode ini didasarkan pada suatu
perhitungan yang diperoleh dari informasi yang dikumpulkan dari sejumlah menstruasi
secara berurutan. Untuk mengidentifikasi hari subur, dilakukan pencatatan
siklus menstruasi dengan durasi minimal enam kali dan dianjurkan dua belas
siklus. Untuk menjamin efektivitas maksimum, metode kalender sebaiknya dikombinasikan
dengan indikator-indikator lainnya (Glaiser, 2006).
2) Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Menyusui eksklusif merupakan suatu
metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien belum mendapat
haid dan waktunya kurang dari enam bulan pasca persalinan. Efektifnya dapat
mencapai 98%. MAL efektif bila menyusui lebih dari delapan kali sehari dan bayi
mendapat cukup asupan per laktasi (Saifuddin, 2006).
3) Metode suhu tubuh
Saat ovulasi peningkatan progesteron
menyebabkan peningkatan suhu basal
tubuh (SBT) sekitar 0,2°C-0,4°C. Peningkatan suhu tubuh adalah indikasi bahwa telah
terjadi ovulasi. Selama 3 hari berikutnya (memperhitungkan waktu ekstra dalam
masa hidup sel telur) diperlukan pantang berhubungan intim. Metode suhu
mengidentifikasi akhir masa subur bukan awalnya (Glaiser, 2006).
4) Sanggama terputus (koitus interuptus)
Sengama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional,
dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria
mencapai ejakulasi. Efektifitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk
melakukan sengama terputus setiap pelaksanaanya (angka kegagalan 4 – 18
kehamilan per 100 perempuan) (Saifuddin, 2006).
b)
b)
Metode
Barrier
1) Kondom
Kondom merupakan selubung atau
sarung karet yang dapat dibuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet),
plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewan) yang dipasang pada penis
saat berhubungan seksual. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan tetapi juga
mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
2) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat
cembung, terbuat dari lateks (karet) yang di insersikan ke dalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup serviks.
3) Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (non oksinol-9) digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet
vaginal
suppositoria,
atau dissolvable
film, dan dalam bentuk krim (Saifuddin,
2006).
c)
Metode
Kontrasepsi Modern
1) Kontrasepsi pil
Kontrasepsi pil merupakan jenis
kontasepsi oral yang harus diminum setiap hari yang bekerja mengentalkan lendir
serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma. Terdapat dua macam yaitu kontrasepsi
kombinasi atau sering disebut pil kombinasi yang mengandung progesteron dan
estrogen, kemudian kontrasepsi pil progestin yang sering disebut dengan minipil
yang mengandung hormon progesteron.
2) Konrasepsi implan
Kontrasepsi implan adalah alat
kontrasepsi silastik berisi hormon jenis progesteron
levonogestrol yang
ditanamkan dibawah kulit, yang bekerja mengurangi transportasi sperma.
3) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim adalah
alat kontrasepsi yang dimasukkan dalam rongga rahim wanita yang bekerja menghambat
sperma untuk masuk ke tuba fallopii. (Saifuddin, 2006).
4) Kontrasepsi Mantap (KONTAP)
Kontrasepsi mantap merupakan suatu
cara permanen baik pada pria dan pada wanita, dilakukan dengan tindakan operasi
kecil untuk mengikat atau menjepit atau memotong saluran telur (wanita), atau
menutup saluran mani laki-laki (Depkes RI, 2006).
5) Kontrasepsi Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah
kontrasepsi yang diberikan dengan cara disuntikkan secara intramuskuler di
daerah ototpantat (gluteus maximus) (Siswosudarmo, 2000). Kontrasepsi
suntikan berdaya kerja lama tetapi masih
banyak digunakan yaitu:
(a) DMPA (Depomedroksi
Progesteron Asetat)
Diberikan sekali setiap 3 bulan
dengan dosis 150 mg.
(b) NET-EN (Noretindro Enanatat) Noresterat
Diberikan dalam dosis 200 mg sekali
setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (3 kali
suntikan pertama) kemudian setiap 12 minggu
0 komentar:
Posting Komentar