KEHAMILAN EKTOPIK
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar
kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik
dapat diartikan “berada di luar tempat yang semestinya”. Apabila pada
kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat
berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut
kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar
rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya
implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi
di tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis
servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada
uterus.(Sarwono Prawiroharjho, 2005)
Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa. Tempat
kehamilan yang normal ialah di dalam cavum uteri. Kehamilan ektopik
dapat terjadi di luar rahim misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga
perut, tetapi dapat juga terjadi di dalam rahim di tempat yang luar
biasa misalnya dalam cervix, pars interstitialis tuba atau dalam tanduk
rudimenter rahim.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berkembang diluar rahim,
biasanya didalam tuba falopi. Situasi ini membahayakan nyawa karena
dapat menyebabkan pecahnya tuba falopi jika kehamilan berkembang.
Perawatannya harus dilakukan dengan cara operasi atau melalui
obat-obatan. Namun, aborsi medis tidak dapat mengobati kehamilan diluar
rahim.
Pasien dapat memastikan apakah kehamilannya berada didalam rahim dengan
cara USG. Bila menggunakan Mifepristone dan Misoprostol untuk
mengakhiri kehamilan tapi belum melakukan USG, bisa jadi kehamilan
ektopik anda tidak terdeteksi. Jika anda tidak mengeluarkan jaringan
atau darah setelah menggunakan Misoprostol, mungkin pasien mengalami
kehamilan ektopik. Apabila pasien tiba-tiba merasa sangat nyeri di bagian
perut atau punggung, atau jika merasa akan pingsan atau benar-benar
pingsan, atau merasa sakit di area bahu, kemungkinan pasien
mengalami kehamilan ektopik yang telah pecah dan harus segera dibawa ke
rumah sakit.
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang
dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.
Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba
dan peristiwa ini disebut sebagai Kehamilan Ektopik Terganggu.
Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama di ampula dan isthmus. Sangat jarang terjadi di ovarium, rongga abdomen, maupun uterus. Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinya kehamilan ektopik adalah penyakit radang panggul, pemakaian antibiotika pada penyakit radang panggul, pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD (Intra Uterine Device), riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, infertilitas, kontrasepsi yang memakai progestin dan tindakan aborsi.
Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama di ampula dan isthmus. Sangat jarang terjadi di ovarium, rongga abdomen, maupun uterus. Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinya kehamilan ektopik adalah penyakit radang panggul, pemakaian antibiotika pada penyakit radang panggul, pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD (Intra Uterine Device), riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, infertilitas, kontrasepsi yang memakai progestin dan tindakan aborsi.
Gejala yang muncul pada kehamilan ektopik terganggu tergantung lokasi
dari implantasi. Dengan adanya implantasi dapat meningkatkan
vaskularisasi di tempat tersebut dan berpotensial menimbulkan ruptur
organ, terjadi perdarahan masif, infertilitas, dan kematian. Hal ini
dapat mengakibatkan meningkatnya angka mortalitas dan morbiditas Ibu
jika tidak mendapatkan penanganan secara tepat dan cepat.
Insiden kehamilan ektopik terganggu semakin meningkat pada semua wanita terutama pada mereka yang berumur lebih dari 30 tahun. Selain itu, adanya kecenderungan pada kalangan wanita untuk menunda kehamilan sampai usia yang cukup lanjut menyebabkan angka kejadiannya semakin berlipat ganda.
Insiden kehamilan ektopik terganggu semakin meningkat pada semua wanita terutama pada mereka yang berumur lebih dari 30 tahun. Selain itu, adanya kecenderungan pada kalangan wanita untuk menunda kehamilan sampai usia yang cukup lanjut menyebabkan angka kejadiannya semakin berlipat ganda.
sumber: (Obstetri Patologi. 1984. FK UNPAD)
(kapita selekta kedokteran,2001)
0 komentar:
Posting Komentar