Nyeri kepala sekunder
Di antara berbagai penyebab nyeri kepala sekunder, yang paling penting adalah nyeri kepala disebabkan tumor otak dan nyeri kepala disebabkan meningitis.
Nyeri kepala karena peninggian tekanan intrakranial dan/ atau hidrosefalus yang disebabkan oleh tumor otak. Berdasarkan lokasinya, tumor otak dapat terjadi supratentorial atau infratentorial. Tumor supratentorial menunjukkan gejala nyeri kepala, kelumpuhan dan kejang, sedangkan tumor infratentorial sering disertai gejala saraf otak dan gejala serebelum. Analisis terhadap 200 anak dengan tumor otak menunjukkan gejala sakit kepala (41%), muntah (12%), ketidak-seimbangan (11%), gangguan visual (10%), gangguan perilaku (10%) dan kejang (9%). Pada pemeriksaan fisis ditemukan edema papil (38%), gangguan saraf kranial (49%), gangguan serebelum (48%), kelumpuhan (27%) dan penurunan kesadaran (12%).
Nyeri kepala karena tumor otak biasanya tidak berdenyut, bersifat progresif yaitu makin lama makin sering dan makin berat. Seringkali disertai muntah. Lokasinya sering menetap di satu daerah. Nyeri sering terjadi pada saat bangun tidur pagi hari, dan diperburuk oleh manuver Valsava berupa batuk, bersin, atau mengejan. Nyeri juga diperburuk dengan aktivitas fisik.
Nyeri kepala karena infeksi susunan saraf pusat terutama meningitis. Pada meningitis bakterialis, nyeri kepala ditandai gejala infeksi, gejala rangsang meningeal dan gejala serebral berupa kejang atau kelumpuhan.
Nyeri Kepala pada Anak dan Remaja. Anak besar dengan meningitis tuberkulosa dapat menunjukkan gejala nyeri kepala berat sebelum munculnya gejala serebral lain dan gejala rangsang meningeal. Berbeda dengan peninggian tekanan intrakranial lain, pada meningitis tuberkulosa sering ditemukan atrofi papil N. II karena saraf otak ke II terkena langsung. Gejala abses otak mirip dengan tumor otak ditambah gejala infeksi.
Nyeri kepala pasca trauma. Nyeri kepala pasca trauma dapat merupakan nyeri akut atau nyeri kronik. Nyeri akut dapat terjadi setelah trauma yang menyebabkan ringan atau trauma berat.25 Trauma berat dapat menyebabkan perdarahan otak, perdarahan subdural atau epidural. Nyeri kepala setelah trauma bisanya merupakan bagian dari sindrom pasca trauma yang meliputi dizziness, kesulitan konsentrasi, gelisah, perubahan kepribadian dan insomnia.
Artikel ini diambil dari website: IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA (idai.or.id). Terima kasih
Baca juga artikel sejenis:
. Nyeri kepala pada remaja
. Migren pada anak
. Jenis-jenis nyeri kepala
0 komentar:
Posting Komentar