Nyeri
kepala merupakan keluhan yang sangat sering ditemukan pada anak dan remaja.
Seringkali dokter merasa bingung menghadapi keluhan tersebut kemudian
menyelesaikan masalah dengan melakukan pemeriksaan pencitraan dan EEG, yang
sebenarnya kurang tepat karena sebagian besar menunjukkan hasil yang norma.
Epidemiologi
Data dari berbagai penelitian
retrospektif menunjukkan bahwa nyeri kepala “generik” ditemukan pada 37-51%
anak berumur 7 tahun, dan meningkat menjadi 57-82% anak berumur 15 tahun.
Di antara semua nyeri kepala pada anak, migren dan tension-type headache
(TTH) menunjukkan prevalensi paling tinggi. Prevalensi migren adalah 3% pada
anak pra sekolah, 4-11% pada anak usia sekolah dasar, dan 8-23% pada anak
sekolah menengah, sedangkan prevalensi TTH adalah 30-78%.
Klasifikasi nyeri kepala
Klasifikasi nyeri kepala telah
diterbitkan oleh International Headache Society dengan revisi pada tahun 2005.Dalam klasifikasi tersebut, jumlah diagnosis nyeri kepala mencapai puluhan
macam.
Nyeri kepala dibedakan menjadi nyeri kepala
primer yang terdiri dari migren, tension-type headache (TTH), cluster headache
dan nyeri kepala sekunder yang disebabkan penyakit lain. Di antara sekian
banyak jenis nyeri kepala, yang terpenting bagi dokter anak adalah migren,
tension-type headache, dan nyeri kepala sekunder disebabkan infeksi
intrakranial, massa intrakranial dan trauma kepala.
Beberapa jenis nyeri kepala yang
penting, yaitu:
1. Migren
2. Migren tanpa aura
3. Migren dengan aura
4. Benign paroxysmal vertigo
5. Sindrom periodik
6. Cyclic vomiting
7. Migren abdominal
8. Tension-type headache (TTH)
9. Cluster
headache
10. Nyeri
kepala sekunder
Artikel ini diambil dari website: IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA (idai.or.id). Terima kasih
Baca juga artikel sejenis:
. Nyeri kepala pada remaja
. Migren pada anak dan penanganannya
0 komentar:
Posting Komentar