- Mengembangkan potensi remaja
- Memandirikan remaja
- Memberikan kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku yang diperlukan remaja dalam mengatasi tantangan dan kebutuhan hidup sehari-hari.
Atas dasar metode ini, dalam menangani permasalahan remaja, perlu
dikembangkan pola pendidikan yang berorientasi pada kesehatan
psikososial remaja. Kompetensi psikososial adalah seluruh kemampuan yang
berorientasi pada aspek kejiwaan seseorang terhadap diri sendiri dan
interaksinya dengan orang lain serta lingkungan sekitarnya dalam konteks
kesehatan. Kompetensi psikososial tersebut antara lain
- Empati, yaitu kemampuan untuk memposisikan perasaan orang lain pada diri sendiri.
- Kesadaran diri, adalah kemampuan untuk mengenal diri sendiri tentang karakter, kekuatan, kelemahan, keinginan dan tidak keinginan
- Pengambilan keputusan, adalah kemampuan yang dapat membantu kita untuk mengambil keputusan secara konstruktif dengan membandingkan pilihan alternatif dan efek samping yang menyertainya.
- Pemecahan masalah, adalah kemampuan untuk memungkinkan kita dapat menyelesaikan masalah secara konstruktif.
- Berpikir kreatif, yaitu kemampuan unuk menggali alternatif yang ada dan berbagai konsekuensinya dari apa yang kita lakukan.
- Berpikir kritis, yaitu kemampuan menganalisa informasi dan pengalaman-pengalaman secara objektif.
- Komunikasi efektif, yaitu kemampuan untuk mengekspresikan diri secara verbal maupun non verbal yang mengikuti budaya dan situasi
- Hubungan interpersonal, yaitu kemampuan yang dapat menolong kita beroteraksi dengan sesama secara positif dan harmonis.
- Mengatasi emosi, yaitu kemampuan keterlibatan pengenalan emosi dalam diri sendiri dan orang lain.
- Mengatasi stres, yaitu kemampuan pengenalan sumber-sumber yang menyebabkan stres dalam kehidupan, bagaimana efeknya dan cara mengontrol terhadap derajat stres. keterampilan hidup sehat pada remaja dilakukan dengan:
Pembelajaran materi kesehatan
Pendidikan kesehatan berupa materi-materi kesehatan fisik dan psikis. Materi-materi tersebut antara lain :
- Gizi
- Kesehatan gigi dan gusi
- Puasa dan kesehatan
- Kesehatan mata dan telinga
- Higiene fisik dan lingkungan
- Bahaya narkoba bagi fisik
- Bahaya merokok
- Kesehatan reproduksi remaja
- Penyakit menular lewat hewan
- Penyakit yang biasa dialami siswa
- Penyakit Menular Seksual (PMS)– –
- Psikologi remaja
- Bahaya narkoba ditinjau dari aspek hukum dan psikososial
- Pemahaman diri
- Kepribadian dan konsep diri
- Permasalahan yang biasa dialami remaja
- Teknik konseling/terapi psikologis
- Mengatur waktu
- Pergaulan sehat
Setelah memahami berbagai pengetahuan yang diberikan, kader kesehatan remaja dituntut untuk menjadi fasilitator pada pengentasan masalah yang dialami teman sebayanya, baik kasus kesehaan fisik maupun psikologis, metode penjaringan diantaranya:
- Pelaporan
- Sistem angket dan kancing
- Ceramah
- Curah pendapat
- Diskusi kelompok
- Debat
- Bermain peran
- Simulasi
- Demontrasi
Keterbatasan-keterbatasan yang ada di sekolah memungkinkan banyak kasus yang terjadi tidak dapat diselesaikan melalui pendidikan keterampilan hidup sehat disekolah, sehingga diperlukan rujukan kepada lembaga yang lebih kompeten dalam aspek psikososial.
Upaya yang dilakukan lingkungan pendidikan dalam mengatasi permasalahan ini adalah dengan ditetapkan dan dilaksanakannya beberapa kebijakan sebagai berikut:
- Menetapkan sekolah sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) melalui yInstruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 4/U/1997
- Peningkatan penanggulangan penyalahgunaan narkoba di kalangan ysiswa dan mahasiswa dilakukan oleh kepala sekolah/rektor dengan cara mencegah melalui berbagai aktifitas dan kreativitas siswa
- Pemberian materi bahaya penyalahgunaan narkoba pada setiap ypenataran/pelatihan guru mata pelajaran apapun di tingkat SMA/SMK
- Mengintegrasikan pesan/informasi tentang kesehatan reproduksi ypada mata pelajaran yang relevan
- Sekolah diharapkan dapat melakukan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yuntuk menghindarkan siswa dari perilaku menyimpang.
- Mengembangkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mengatasi ymasalah kebersihan di lingkungan sekolah.
- Mengembangkan program life skills education, atau keterampilan psikososial untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Pengembangan perilaku hidup sehat, sikap asertif, kemampuan membuat keputusan, berpikir kritis, perlu dimiliki oleh peserta didik.
- Menghimbau kepada seluruh perguruan tinggi untuk melaksanakan yupaya-upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan seks
Sumber: Ikatan Dokter Anak indonesia (idai.or.id)
0 komentar:
Posting Komentar