Tampilkan postingan dengan label penyakit menular seksual. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penyakit menular seksual. Tampilkan semua postingan
     Penanganan Non Gonokokal Servisitis pada kehamilan dengan memberikan asuhan sebagai berikut:
  • Pada umunya disebabkan oleh Trikomonas vaginalis
  • Antara 70-72% infeksi Trikomonas, tidak disertai dengan duh (sekret) pervaginam.
  • Antibiotik terpilih untuk kasus ini adalah eritromisin 4 x 500mg oral selama 14 hari. Pilihan lain adalah spektinomisisn 2 x 1 g IM selama 5 hari. 
  • Berikan konseling untuk pemantauan dan pengobatan tuntas
  • Obati pasangannya dengan antibiotika yang sama
  • Buat jadwal kunjungan ulang.
                 Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadi tambahan referensi dalam penanganan Non Gonokokal Servisitis pada kehamilan. Terima kasih ^_^
   Penanganan dan asuhan pada ibu (perempuan) dengan Gonore adalah sebagai berikut:
  •  Yang perlu diperhatikan adalah sekitar 50% infeksi gonorea tanpa disertai duh (sekret) vagina
  • Komlikasi pada trimester pertama, adalah salfingitis gonoroika, salfingo-ooforitis dan Pelvioperitonitis, yang disebabkan olek bakteri yang naik dari serviks uteri ke endosalping. pada permulaan kehamil;an trimester II, bakteri dari serviks uteri tidak dapat mencapai ke daerah endosalping karena korion sudah melekat dengan desidua dan menutup kavum uteri.
  • Pada masa kehamilan, berikan salah satu antibiotik di bawah ini:    
              - Ampisilin 2 g IV dosis awal, lanjutkan dengan  3x 1 g oral selama 7 hari.
              - Ampisislin + sulbaktam 2,25 g oral dosis tunggal
              - Sefriakson 500 mg IM dosis tunggal.
  • Bila pada masa nifas  berikan salah satu antibiotika berikut:
               - Siproflaksasin 1 g oral dosis tunggal
               - Trimethoprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal.
  • Ofthalmia nenonatorum (konjungtivitis) yang disebabkan oleh gonorea (waktu bayi mealalui jalan lahir), diobati dengan garamisin tetes mata 3 x 2 tetes dan salah satu antibiotik di bawah ini:
                - Ampisilin 50mg/kb BB IM selama 7 hari
                - Amoksisiklin + asam Klavulanat 50 mg/kg BB IM selama 7 hari
                - Seftriakson 50 mg/kg BB IM dosis tunggal
  • Lakukan konseling tentang penggunaan metode barier dalam melakukan hubungan seksual selama pengobatan, upaya pencegahan lanjutan, risiko PMS terhadap ibu dan bayi yang dikandungnya/dilahirkannya.
  • Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya
  • Buat jadwal kunjugan ulang dan pastikan pasien (dan pasangannya) akan menyelesaikan pengobatan hingga tuntas.
                  Semoga bermanfaat dan bisa menjadi tambahan referensii dalam penanganan Gonore pada perembuan/ ibu hamil dan nifas. Terima Kasih ^_^

      Penanganan pada ibu hamil dengan kandidiasi vaginalis adalah dengan memberikan asuhan sebagai berikut:
- Berikan nistatin atau ketokonazol 2 x 200 mg oral selama 5 hari. Bila pasien tidak ingin pemberian oral berikan melalui tablet vaginal nistatin atau klotrimazol 500 mg dosis tunggal.
- Penggunaan ketokonazol dapat menyebabkan mual/muntah dan pusing sehingga apabila terjadi muntah setelah minum obat, hal ini juga merupakan indikasi untuk memberikan terapi topikal (vaginal supositoria).
- Obati pasangannya dengan ketokonazol 2 x 200 mg oral selama 5 hari
- Lakukan konseling
- Buat jadwal kunjungan ulang.

       Semoga artikel ini bermanfaan dan bisa menjadi referensi tambahan dalam penanganan dsn pemberian asuhan pada ibu hamil dengan kandidiasis vaginalis. Terima kasih ^_^

      Penanganan Trikomoniasis pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
- Memberikan metronidazol 3x500 mg oral selama 5 hari
- Perhatikan bahwa pada beberapa pasien, obat ini akan menimbulkan mual/ muntah sehingga perlu diberikan dosis ulangan atau ganti pemberian oral denagb supositoria.
- Warna urin akan menjadi sedikit gelap dan keruh, hal ini disebabkan ekskresi metabolik melalui urin dan akan segera kembali normal setelah pengobatan dihentikan.
- Akukan konseling terhadap upaya preventif lanjutan dan pengobatan tuntas.
- Buat jadwal kunjungan ulang untuk pemantauan dan asuhan antenatal.
     
     Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadi tambahan referensi dalam penanganan pemberian asuhan peda ibu hamil dengan trikomoniasis. Terima kasih ^_^

      Penangana pasien hamil yang tidak memiliki faktor resiko penyakit menular seksual adalah sebagai berikut:
- Perlakuan sebagai pasien dengan vaginitos (trikomoniasis, vaginosis bakterial, kandidiasis)
- Konseling pencegahan PMS ( seksual aman, pengenalan dini, pemeriksaan rutin)
- Anjurkan kontrol teratur untuk evaluasinpengobatan
- Bila terjadi perbaikan, pengobatan selesai dan perhatikan upaya pencegahan. Bila gejala masih ada, perlakuan sebagai pasien servisitis (GO/non-GO)
- Bila pengobatan sebagai servisitis berhasil, lakukan kunjungan antenatal sebagai mana biasa. Bila gagal, rujuk ke rumah sakit.
      Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa sebagai tambahan referensi dalam penanganan kehamilan tanpa resiko penyakit menular seksual PMS. Terima kasih ^_^

Pebanganan khusus pada apasien dengan faktor resiko Penyakit menular seksual adalah sebagai berikut:
- Obati sekaligus sebagai servisitis dan vaginitis (non gonorea/gonorea/klamidia/trikomonas).
- Konseling PMS (prepentif, pengenalan diri, morbiditas ibu dan anak, fungsi reproduksi, keharmonisan keluarga).
- Hubungan seksual selama kehamilan atau selama PMS mengancam
- Obati pasangannya secara tuntas
- kunjungan ulang dan evaluasi kemajuan pengobatan.

       Semoga bermanfaat dan bisa menjadi tambahan referensi dalam penanganan penyakit menular seksual dalam kehamilan. Terima kasih ^_^

     Sekelompok penyakit yang disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme (virus, bakteri,protozoa dan jamur) yang menimbulkan gejala klinik utama di saluran kemih dan reproduksi (maupun sistemik) dan jalur penularannya melalui hubungan seksual.
       Wanita termasuk yang sedang hamil, merupakan kelompok resiko tinggi terhadap PMS. Penelitian di Surabaya menyebutkan angka kejadian PMS pada ibu hamil adalah 19,2%. Angka kejadian PMS psda ibu hamil yang melakukan asuhan antenatal di RS. Dr.Cipto Mangunkusumo (1998) adalah 16,1% untuk kandidiasis vaginalis, 4,2% infeksi klamidia dan 1,2% trikomoniasis.
       Penyakit menular seksual dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu, maupun bayi yang dikandung/dilahirkannya.

Masalah PMS pada kehamilan
~ Resiko tinggi dan infeksi PMS pada wanita hamil
~ PMS merupakan penyulit tambahan dalam kehamilan

Penanganan umum
- Tingkatkan upaya pencegahan dan konseling PMS terhadap wanita hamil pafa khususnya (resiko tinggi, kontak seksual, pengenalan diri).
- Sosialisasi resiko PMS terhadap ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
- Perlindungan terhadap resiko penularan pasangan
- Strategi penemuan diri melalui penapisan antenatal atau pemeriksaan ruti
- Terapi pali g efektif dengan risiko yang paling minimal.

       Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menjadi tambahan referensi dalam upaya penanganan penyakit menular seksual pada kehamilan. Terima kasih ^_^

Bidan Baiq. Diberdayakan oleh Blogger.