A. Definisi Infeksi Masa Nifas
Infeksi masa nifas adalah semua
peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genital
pada waktu persalinan dan nifas. Demam nifas atau morbiditas puerperalis
meliputi demam dalam masa nifas oleh sebab apapun.
Morbiditas puerperalis ialah
kenaikan suhu tubuh sampai 38˚C atau
lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum, dengan mengecualikan hari
pertama
B. Infeksi Payudara
B. Infeksi Payudara
1.
Mastitis
a. Definisi
Dalam masa
nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mammae terutama pada primipara.
Tanda-tanda adanya infeksi adalah
rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu, penderita merasa lesu dan tidak ada nafsu makan. Penyebab infeksi adalah staphilococcus aureus. Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan bisa terjadi abses.
rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu, penderita merasa lesu dan tidak ada nafsu makan. Penyebab infeksi adalah staphilococcus aureus. Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan bisa terjadi abses.
b. Penyebab
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan
pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus).Bakteri seringkali berasal dari
mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di
kulit (biasanya pada puting susu).Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang
menyusui dan paling sering terjadidalam waktu 1-3 bulan setelah
melahirkan.Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu
pertama setelah melahirkan. Pada wanita pasca
menopause, infeksi payudara berhubungan
dengan peradangan menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting
susu.Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatansaluran
air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat inimenyebabkan
payudara lebih mudah mengalami infeksi.
- Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.
- Bra yang terlalu ketat.
- Puting susu lecet yang menyebabkan infeksi.
- Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi anemia.
c. Gejala
- Bengkak dan nyeri.
- Payudara tampak merah pada keseluruhan atau di tempat tertentu.
- Payudara terasa keras dan berbenjol-benjol.
- Ada demam dan rasa sakit umum.
d. Berdasarkan
tempatnya infeksi dibedakan menjadi :
a) Mastitis yang
menyebabkan abses dibawah areola mamae.
b) Mastitis
ditengah-tengah mammae yang menyebabkan abses ditempat itu.
c) Mastitis pada
jaringan dibawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses antara
mammae dan otot-otot dibawahnya.
e. Pencegahan
Perawatan
putting susu pada laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah mastitis.
Perawatan terdiri atas membersihkan putting susu dengan minyak baby oil sebelum
dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering.
Selain itu juga memberi pertolongan kepada ibu menyusui bayinya harus bebas
infeksi dengan stafilococus. Bila ada luka atau retak pada putting sebaiknya
bayi jangan menyusu pada mammae yang bersangkutan, dan air susu dapat
dikeluarkan dengan pijitan.
f. Pengobatan
Segera setelah mastitis ditemukan
pemberian susu pada bayi dihentikan dan diberikan pengobatan sebagai berikut :
Ø Berikan
kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
Ø Sangga payudara
Ø Kompres dingin
Ø Bila diperlukan
berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
Ø Ikuti
perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan
Bila ada abses,
nanah perlu dikeluarkan dengan sayatan sedikit mungkin pada abses, dan nanah
dikeluarkan sesudah itu dipasang pipa ketengah abses, agar nanah bisa keluar.
Untuk mencegah kerusakan pada duktus laktiferus sayatan dibuat sejajar dengan
jalannya duktus-duktus. Atau jika terdapat masa padat, mengeras dibawah kulit
yang kemerahan :
Ø Berikan
antibiotik kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 10 hari atau
eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10 hari
Ø Drain abses :
o Anestesi umum dianjurkan
o Lakukan insisi radial dari batas puting
ke lateral untuk menghindari cidera atau duktus
o Gunakan sarung tangan steril
o Tampon longgar dengan kasa
o Lepaskan tampon 24 jam ganti dengan
tampon kecil
Ø Jika masih
banyak pus tetap berikan tampon dalam lubang dan buka tepinya
Ø Yakinkan ibu tetap
menggunakan kutang
Ø Berikan
paracetamol 500 mg bila perlu
Ø Evaluasi 3 hari
g. Penangan
Dan Peran Bidan
- Payudara dikompres dengan air hangat.
- Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetika.
- Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika.
- Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami peradangan.
- Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya. fadlie.web.id
- Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup.
7.
Konseling suportif
Mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustrasi, dan membuat banyak wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penanganan yang efektif dan pengendalian nyeri, wanita membutuhkan dukungan emosional. Ibu harus diyakinkan kembali tentang nilai menyusui; yang aman untuk diteruskan; bahwa ASI dari payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya; dan bahwa payudaranya akan pulih baik bentuk maupun fungsinya.
Mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustrasi, dan membuat banyak wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penanganan yang efektif dan pengendalian nyeri, wanita membutuhkan dukungan emosional. Ibu harus diyakinkan kembali tentang nilai menyusui; yang aman untuk diteruskan; bahwa ASI dari payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya; dan bahwa payudaranya akan pulih baik bentuk maupun fungsinya.
8. Pengeluaran Asi Dengan Efektif
Dengan membantu ibu memperbaiki
kenyutan bayi pada payudara, mendorong untuk sering menyusui, sesering dan
selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan, bila perlu peras ASI dengan tangan
atau dengan pompa atau botol panas, sampai menyusui dapat dimulai lagi.
2.
Bendungan ASI
a. Definisi
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena
penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar yang tidak dikosongkan dengan
sempurna atau karena kelainan pada putting susu (Mochtar, 1996).
Menurut Huliana (2003) payudara bengkak terjadi karena
hambatan aliran darah vena atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI
terkumpul dalam payudara. Kejadian ini timbul karena produksi yang berlebihan,
sementara kebutuhan bayi pada hari pertama lahir masih sedikit.
b. Patologi
Faktor predisposisi terjadinya
bendungan ASI antara lain :
Faktor hormon
Hisapan bayi
Pengosongan payudara
Cara menyusui
Faktor gizi
Kelainan pada puting susu
c. Patofisiologi
a.
Gejala yang biasa terjadi pada
bendungan ASI antara lain payudara penuh terasa panas, berat dan keras,
terlihat mengkilat meski tidak kemerahan.
b.
ASI biasanya mengalir tidak lancar,
namun ada pula payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri,
puting susu teregang menjadi rata.
c.
ASI tidak mengalir dengan mudah dan
bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu kadang-kadang menjadi demam, tapi
biasanya akan hilang dalam 24 jam (Mochtar, 1998).
d. Penatalaksanaan dan Peran Bidan
Upaya pencegahan untuk bendungan ASI
adalah :
Menyusui dini, susui bayi sesegera
mungkin (setelah 30 menit) setelah dilahirkan
Susui bayi tanpa jadwal atau ondemand
Keluarkan ASI dengan tangan atau
pompa, bila produksi melebihi kebutuhan bayi
Perawatan payudara pasca persalinan
Upaya pengobatan untuk bendungan ASI
adalah :
d. Kompres hangat
payudara agar menjadi lebih lembek
e. Keluarkan sedikit
ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap dan dihisap oleh bayi.
f. Sesudah bayi
kenyang keluarkan sisa ASI
g. Untuk mengurangi
rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin
h. Untuk mengurangi
statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan pengurutan (masase) payudara
yang dimulai dari putin kearah korpus. (Sastrawinata, 2004)
3. Abses Payudara
a.
Definisi
Abses payudara berbeda dengan
mastitis. Abses payudara terjadi
apabila mastitis tidak
tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi.
b.
Gejala
- Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah.
- Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah.
- Benjolan terasa lunak karena berisi nanah.
- Payudara yang tegang dan padat kemerahan.
- Pembengkakan dengan adanya fluktuasi.
- Adanya pus/nanah.
- Teknik menyusui yang benar.
- Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.
- Meskipun dalam keadaan mastitis, harus sering menyusui bayinya.
- Mulailah menyusui pada payudara yang sehat.
- Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses, tetapi ASI harus tetap dikeluarkan.
- Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah, berikan antibiotik.
- Rujuk apabila keadaan tidak membaik.
4.
Saluran tersumbat
Saluran
tersumbat hampir selalu dapat terselesaikan tanpa pengobatan khusus antara 24
hingga 48 jam setelah terjadi. Selama sumbatan itu masih ada, bayi mungkin saja
rewel ketika menyusu di payudara tersebut karena aliran ASI akan lebih lambat
dari biasanya. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya tekanan dari benjolan
yang menekan saluran lain. Saluran tersumbat dapat diatasi lebih cepat jika :
1) Teruskan
menyusui pada payudara yang sakit, dan kosongkan payudara dengan lebih baik. Hal ini
dapat dilakukan dengan :
a. Sedapat
mungkin melakukan pelekatan yang baik (lihat lembar informasi “Ketika
Melekat/When Lacthing” juga video klip bagaimana melekatkan bayi pada
situs nbci.ca)
b. Menggunakan
tekanan pada payudara untuk menjaga ASI tetap mengalir (lihat
lampiran informasi “Penekanan Payudara/Breast Compression” dan video
klip bagaimana melekatkan bayi pada situs nbci.ca). Letakkan tangan di sekitar
saluran yang tersumbat dan jika tidak terlalu sakit, tekan saat bayi sedang
menyusui.
c. Susui bayi
dengan posisi sedemikian rupa sehingga dagu bayi ”mengarah” pada saluran yang
tersumbat. Jadi, bila saluran tersumbat ada pada bagian luar bawah payudara (arah jam
7), maka menyusui bayi dengan posisi football dapat sangat membantu.
2) Hangatkan
area yang terinfeksi. Anda bisa melakukan ini dengan bantalan penghangat
atau botol berisi air panas, tetapi hati-hati untuk tidak membakar kulit dengan
menempelkan yang terlalu panas untuk waktu yang terlalu lama.
3) Coba untuk
beristrirahat. Tentu saja, dengan kehadiran seorang bayi baru
tidaklah mudah untuk beristirahat. Cobalah untuk tidur. Bawa bayi bersama Anda
ke tempat tidur dan susui dia di sana.