Masa transisi dari remaja menuju awal dewasa secara signifikan membentuk kebiasaan hingga usia tua. Maka remaja yang aktif secara fisik cenderung akan tetap aktif selama hidupnya. Sehingga menjaga kebiasaan aktivitas fisik rutin adalah sangat penting.
Dengan olahraga rutin juga dapat memiliki beberapa
manfaat seperti dikutip dari MayoClinic, antara lain:
1.
Memperbaiki
dan meningkatkan mood .
Aktivitas fisik merangsang berbagai bahan kimia otak
yang dapat membuat seseorang merasa lebih bahagia dan lebih santai dibanding kondisi sebelumnya. Penampilan seseorang juga akan tampak lebih baik, lebih bugar dan lebih bahagia ketika berolahraga secara teratur. Hal itu akan segera meningkatkan rasa percaya diri, sekaligus mendongkrak harga diri. Lebih jauh lagi aktivitas fisik yang teratur bahkan dapat membantu mencegah stress dan depresi.
Stres bukan hal yang remeh, sebab akan
mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh. Bisa saja karena stres, seseorang
jadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan sakit-sakitan, sehingga
metabolismenya terganggu. Bila metabolisme terganggu, khususnya bagi perempuan,
siklus haid pun ikut terganggu.
2.
Memerangi
penyakit kronis.
Di sisi lainnya
aktivitas fisik yang teratur dapat membantu seseorang dalam mengendalikan
tekanan darah tinggi. Aktivitas fisik menyebabkan pengaruh low density
lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat bisa diredam. Aktivitas fisik
yang teratur berpotensi meningkatkan high density lipoprotein (HDL) atau
kolesterol baik, sekaligus mengurangi trigliserida. Dua manfaat diraih
bersamaan, yaitu darah Anda mengalir lancer, dan sekaligus menurunkan
penumpukan plak di arteria. Aktivitas fisik yang teratur juga dapat membantu
mencegah diabetes tipe 2, osteoporosis dan jenis kanker tertentu.
3.
Mengelola
berat badan.
Bila fisik selalu aktif dan bergerak, maka kalori akan
terus terbakar. Semakin rajin bergerak atau berolahraga maka semakin banyak
kalori yang terbakar - dan mudah untuk menjaga berat badan dalam kondisi
normal. Beberapa cara sederhana bisa dilakukan, misalnya saat berada di
tempat kerja, mulailah dengan menghindari lift untuk naik ke lantai lebih atas,
sering-seringlah naik tangga.
4.
Meningkatkan
tingkat energi.
Aktivitas
fisik yang teratur bisa membuat bernapas lebih mudah. Bernafas menjadi ringan,
lancar dan segar. Aktivitas fisik memberikan oksigen dan nutrisi ke semua sel
dan jaringan tubuh. Bahkan, aktivitas fisik secara teratur membantu seluruh
sistem kardiovaskular, sehingga peredaran darah melalui jantung dan pembuluh
darah bekerja lebih efisien. Saat jantung dan paru-paru bekerja lebih
efisien, akan memiliki lebih banyak energi untuk melakukan hal-hal yang dinikmati.
Bagaimanapun, seluruh langkah demi langkah dalam kehidupan seseorang amat
membutuhkan energy. Jika cadangan energi akan berlimpah, maka penampilan akan
power full.
5.
Memperbaiki
kualitas tidur.
Tidur
sangat penting bagi pemulihan kondisi fisik, setelah sepanjang hari bergerak ke
sana ke mari. Tidur nyenyak dapat meningkatkan konsentrasi, produktivitas dan
suasana hati. Dalam hal ini mudah diduga, aktivitas fisik bisa
menjadi kunci untuk tidur lebih baik. Aktivitas fisik yang teratur dapat
membantu seseorang tertidur lebih cepat dan amat nyenyak. Namun jika seseorang berolahraga
terlalu dekat dengan waktu tidur, mungkin memiliki terlalu banyak energi untuk
segera tertidur. Sebaiknya aktivitas fisik atau olah raga jangan terlalu dekat
dengan waktu tidur.
6.
Meningkatkan
kualitas hubungan seks.
Bagi
pasangan suami istri, aktivitas fisik bisa menyelamatkan gejala
ketidakharmonisan Pasutri. Aktivitas fisik yang teratur berdampak pada
penampilan yang lebih berenergi dengan penampilan yang lebih hebat. Hal itu
secara langsung menyebabkan efek positif pada kehidupan seks. Ada yang
lebih penting, aktivitas fisik yang teratur dapat menyebabkan peningkatan
gairah bagi wanita. Selain itu, ternyata pria yang berolahraga secara teratur
cenderung tidak memiliki masalah dengan disfungsi ereksi, bahkan ketika umurnya
makin menua.
Sebuah studi terbaru telah dilakukan yang melibatkan
683 remaja Kanada dengan usia 12-15 tahun. Hasil penelitian tersebut menemukan
bahwa, terjadi penurunan 24 persen dalam aktivitas fisik dari remaja ke dewasa
awal. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan penurunan signifikan antara
remaja laki-laki yang memasuki universitas atau perguruan tinggi.
Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam
American Journal of Preventive Medicine. Penurunan aktivitas fisik juga
biasanya bersamaan dengan perilaku berisiko lainnya, seperti merokok dan
mengonsumsi minuman beralkohol.