Selama
haid, pada hari bermulanya diambil sebagai hari pertama dari siklus yang baru.
Akan terjadi lagi peningkatan dari FSH sampai mencapai kadar 5 ng/ml (atau
setara dengan 10 mUI/ml), dibawah pengaruh sinergis kedua gonadotropin, folikel
yang berkembang ini menghasilkan estradiol dalam jumlah yang banyak.
Peningkatan serum yang terus-menerus pada akhir fase folikuler akan menekan FSH
dari hipofisis. Dua hari sebelum ovulasi, kadar estradiol mencapai 150-400
pg/ml. Kadar tersebut melebihi nilai ambang rangsang untuk pengeluaran
gonadotropin pra-ovulasi. Akibatnya
FSH dan LH dalam serum akan meningkat dan mencapai puncaknya satu hari sebelum ovulasi. Saat yang sama pula, kadar estradiol akan kembali menurun. Kadar maksimal LH berkisar antara 8 dan 35 ng/ml atau setara dengan 30-40 mUI/ml, dan FSH antara 4-10 ng/ ml atau setara dengan 15-45 mUI/ml.
Terjadinya
puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel akan mulai pecah
dan satu hari kemudian akan timbul ovulasi. Bersamaan dengan ini dimulailah
pembentukan dan pematangan korpus luteum yang disertai dengan meningkatnya
kadar progesteron, sedangkan gonadotropin mulai turun kembali. Peningkatan
progesteron tersebut tidak selalu memberi arti, bahwa ovulasi telah terjadi
dengan baik, karena pada beberapa wanita yang tidak terjadi ovulasi tetap
dijumpai suhu basal badan dan endometrium sesuai dengan fase luteal.
Awal
fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi progesteron terus
menerus meningkat dan mencapai kadar antara 6 dan 20 ng/ml. Estradiol yang
dikeluarkan terutama dari folikel yang besar yang tidak mengalami atresia, juga
tampak pada fase luteal dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada selama
permulaan atau pertengahan fase folikuler. Produksi estradiol dan progesteron
maksimal dijumpai antara hari ke-20 dan 23 (Jacoeb, 1994).
Baiq Ida Rizqia