Anak atau bayi yang sedang sakit tidak boleh diberi imunisasi. Pernyataan itu sering kali disalah artikan oleh banyak masyarakat, sehingga mereka mengambil keputusan sendiri untuk tidak memberikan imunisasi pada anaknya yang sedang sakit. Akan lebih baiknya sebagai orang tua sebaiknya menanyakan pada ahlinya dengan tetap membawa anak ke dokter sesuai jadwal imunisasi sehingga dokter bisa memeriksa apakah si anak boleh atau tidak diimunisasi saat itu.
Berikut beberapa keadaan bayi / anak yang membuat para orang tua ragu untuk memberikan imunisasi pada anak / bayinya.
1. Bayi / Anak sedang pilek batuk bolehkah di imunisasi ?
Boleh. Batuk pilek ringan tanpa demam boleh diimunisasi,
kecuali bila bayi sangat rewel, imunisasi dapat ditunda 1 – 2 minggu
kemudian.
2. Jika sedang minum obat lain apakah boleh diimunisasi ?
Apabila anak sedang minum obat prednison 2 mg/kgbb/hari, dianjurkan menunda imunisasi 1 bulan setelah selesai pengobatan.
3. Jika pada imunisasi terdahulu timbul kejadian ikutan pasca imunisasi, bagaimana jadwal vaksinasi selanjutnya ?
Jika kejadian ikutan pasca imunisasi hanya ringan,
vaksinasi berikutnya sesuai jadwal, tetapi jika berat sebaiknya dosis
berikutnya tidak dilanjutkan. Jika kejadian ikutan pasca imunisasi DPT
cukup berat, dosis berikutnya menggunakan vaksin DT.
4. Apabila bayi / anak sudah pernah sakit campak, rubela atau batuk
rejan bolehkah di imunisasi untuk penyakit-penyakit tersebut? Apakah
justru indikasi kontra ?
Boleh, walaupun ada riwayat pernah menderita penyakit tersebut
vaksinasi tidaklah berbahaya. Vaksinasi bayi / anak dengan riwayat
pernah sakit campak akan meningkatkan kekebalan dan tidak menimbulkan
risiko. Diagnosis campak dan rubella tanpa konfirmasi laboratorium
sangat tidak dapat dipercaya. Anak dengan riwayat pernah sakit tersebut
sebaiknya tetap diberikan MMR.
5. Apakah anak yang menderita epilepsi bolehkah diimunisasi ?
Kelainan neurologik yang stabil dan riwayat kejang atau epilepsi di
dalam keluarga bukanlah indikasi kontra untuk memberikan vaksinasi DPT.
Orangtua atau pengasuh harus diingatkan bahwa sesudah vaksinasi dapat
timbul demam, oleh karena itu dianjurkan untuk segera memberikan obat
penurun panas. Harus diingatkan pula bahwa demam pasca vaksinasi campak
timbul 5 – 10 hari setelah imunisasi.
6. Apakah anak yang menderita alergi boleh diimunisasi ?
Pasien asma, eksim dan pilek boleh diimunisasi tetapi
kita harus sangat berhati-hati jika anak alergi berat terhadap telur.
Jika riwayat reaksi anafilaktik terhadap telur (urtikaria luas,
pembengkakan mulut atau tenggorok, kesulitan bernafas, mengi, penurunan
tekanan darah atau syok) merupakan indikasi kontra untuk vaksin
influenza, demam kuning dan demam Q. Sedangkan untuk vaksin MMR karena
kejadian reaksi anafilaktik sangat jarang, masih boleh diberikan dengan
pengawasan.
Artikel ini diambil dari website Ikatan Dokter Anak Indonesia, semoga bermanfaat. Terima kasih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar